Minggu, 18 April 2021

Sakit Yang Terulang

Aku tidak Pernah Berfikir Untuk Mengenalmu Orang Yang telah Menyakitiku lebih dari sakit sebelumnya. Duniaku berasa hancur berasa kena petir di tengah teriknya matahari. Kau yang datang tiba2 melalui media sosialku, menyapaku dengan candaan. Awalnya kau yang mencariku memperkenalkan dirimu dengan mengaku kenal dengan Saudara lelakiku dan mulai dengan berbagai topik untuk diperbincangkan sampe akhirnya kau mengajakku untuk bertemu awalnya semua masih biasa saja dan aku pun tidak begitu tertarik denganmu tapi, kau datang dengan memberi harapan2 yang bodohnya aku percaya semua itu . 


Kau orang yang sudah berani mengenalkanku dengan keluarga mu padahal saat itu kita belum punya hubungan apa-apa hanya sebatas teman. Kau orang yang berani ketika aku tantang berkenalan dengan keluargaku padahal sebelumnya aku tak mau mengenalkan satu pun teman priaku kepada keluargaku jika seorang pria itu belum mau serius denganku, tapi entah kenapa pada saat itu aku tidak berfikir panjang untuk mengajakmu bertemu kedua saudara lelakiku. Semua sudah terlanjur keluargaku sudah mengenalmu begitupun sebaliknya . Semua harapan yang kau berikan Seakan begitu nyata suatu hari nanti akan terwujud dari yang awalnya aq ragu hatiku mulai terketuk seakan bilang kau yang dikirimkan Tuhan untuk menjagaku . 

Kau tau semua cerita masalalu trauma yang sudah aq ceritakan dan kau yang mengatakan akan menjadi obat untuk mengobati Trauma itu. Akupun semakin berharap bahwa hubungan ini tak akan sama dengan hubungan yang sudah aku lewati sebelumnya dengan penuh sakit dan airmata, aq berharap au tidak akan Meninggalkan aq. Awalnya semua begitu indah hari-hariku diisi oleh sapaan pesan darimu 

Hari mingguku untuk memuji Tuhan Selalu aq lewatkan bersamamu untuk gereja bareng dan aq semakin Sering kau ajak berkunjung ke tempat keluargamu. Dan aku mulai menyayangi mereka, aku sudah menganggap mereka seperti saudaraku yang lain . Aq mulai terbiasa denganmu aku mulai menerima kekuranganmu yang awalnya aku berfikir sedikit ragu untuk bisa bersamamu. Sampai aku mengajakmu ke Rumah Orangtuaku untuk aku perkenalkan sebagai lelaki yang mau menjalani hubungan serius denganku, aku takut keluargaku tidak menerimamu tapi dengan berbagai Penjelasanku meyakinkan Ibu dan Bapakku tentang dirimu puji Tuhan Ibuku malah Senang Denganmu. Tapi ketika Orangtuaku mulai menanyakan keseriusanmu kepadaku pada saat itu justru kau tergagap seolah ragu dan cuma bilang "Ibumu menyuruhmu untuk fokus Pada kuliah Mastermu dulu" disitu aku sangat kaget padahal kau sudah berjanji sebelum kita bertemu orang tuaku dan berkali kali aku bertanya apa yang akan kau jawab ketika Orangtuaku akan bertanya hubungan kita dengan yakinnya kau menjawab pertaanyaanku "Aku akan  segera melamarmu di akhir tahun ini" begitu jawabmu.

Setelah itupun semakin hari engkau berubah selalu ada sifatku yang kau tidak terima aku selalu salah dimatamu padahal kau tau aq sudah mencoba jadi seperti yang kau mau . Dan aq tidak pernah mengeluhkan tentang perlakuanmu untukku, adilkah? Tapi, aku hanya ingin hubungan ini berlanjut jadi aq mencoba untuk mengalah. Tapi, ternayata dibalik aku yang suka mengalah justru kamu menganggap aku bodoh, sangat bodoh kamu yang aku pikir selalu Tulus dan bisa mengerti setiap hal tentangku ternyata aku yang terlalu picik untuk berfikir seperti itu. Ternyata dibelakangku kau bermain api dengan seseorang yang kamu bilang sudah menjadi masalalumu. Awalnya aku tidak pernah curiga dan ambil pusing disaat Kau masih satu Tempat kosan dengan dia masalalumu tapi,